Sabtu, 25 Februari 2012

SUPERVISI PEMBORAN GEOTEKNIK ONSHORE


SPESIFIKASI PEMBORAN  GEOTEKNIK (SOIL DRILLING)

1.0      DIMENSI UKURAN & REFERENSI
·         Standard penetrometers SPT = 5 cm diameter dan sudut 60 0
·         Berat Hammer = 63.5 kg
·         Jatuh bebas = 76 cm
·         Perlu dikalibrasi hammernya, Karena baja memiliki titik jenuh leleh setelah sekian ribu kali ditumbuk. Titik jenuh leleh akan mengurangi berat hammer
·         Referensi : AS 1289 Method 6.3.1, Gibbs & Holtz, Liaoss& Whitman
2.0      METODA DRILLING
Ada 3 metoda yg biasa digunakan:
1.       Full Coring Method (dry)
2.       Full coring Method (water)
3.       Wash boring Method (Open Hole)
FULL CORING METHOD(DRY)
·      Tujuannya :
Ø  mendapatkan perlapisan tanah secara utuh, karena dry method akan menghasilkan sample yg recoverynya bagus
Ø  Mendapatkan data Ground water level yang akurat
·      Metoda ini  tidak menggunakan air dan biasanya pada lapisan tanah yg tidak seragam
·      Drilling menggunakan core burrel
·      Sample core dimasukkan ke core box
·      Sample core dimasukkan ke dalam plastic core (plastic diberi tulisan Depth, pukulan SPT, Recovery )
·      Keuntungan Dry = -Recovery lebih bagus
Kelemahan Dry = Alat tungsten cepat patah / Aus dan lambat progress
Tujuannya untuk menjaga kelembaban core, supaya tidak cepat kering
·      Foto corebox
FULL CORING METHOD(WET)
·      Tujuannya :
Ø  Untuk mendapatkan perlapisan tanah secara utuh
Ø  Hasil core biasanya banyak core loss, karena hancur kena air
Ø  Ground water level tidak akurat
·      Metoda ini menggunakan air
·      Drilling menggunakan Core Burrel
·      Sample core dimasukkan ke core box
·      Sample core dimasukkan ke dalam plastic core (plastic diberi tulisan Depth, pukulan SPT, Recovery )
Tujuannya untuk menjaga kelembaban core, supaya tidak cepat kering
·      Foto corebox
·      Keuntungan Wet
-          Progres cepat
-          Recovery lebih jelek sedikit dari dry
Keuntungan Wet
-Jika air terlalu banyak (recovery menyusut)

OPEN HOLE / WASH BORING METHOD (WET)
·         Metoda ini menggunakan air dan tidak ada sample core karena dihancurkan oleh air
·         Drilling dan flushing  menggunakan Triwing
·         Flushing adalah aktivitas pembersihan lubang bor menggunakan air
·         Biasanya digunakan untuk mempercepat progress pemboran dan mendapatkan hasil SPT/ UDS
·         Pada tanah yang seragam
·         Sample tidak ada, jadi no core box sample
·         Urutannya = Open hole , SPT/UDS, Open Hole , SPT / UDS
·         Tidak dapat GWL yang akurat


3.0      SPT    
·         Interval SPT
a.    Dilakukan pada interval 1.5 m (tidak kaku, biasanya flexible berdasarkan UDS& jenis tanah
Contoh :
1,  2.5 ,  4.0 , 5.5, 7, 8.5, 10, 11.5, 13, 14.5, 16 , dst
Atau
1.5, 3.0, 4.5, 6, 7.5, 9, 10.5, dst
Atau
1.0, 2.0, 3.0, 4.5, 6.0, 7.5, 9.0, dst
b. Disesuaikan dengan situasi di site, jika dituntut cepat progressnya pengumpulan datanya, biasanya dibuat interval antara 2 – 3 m
Misalnya: posisi di laut or di daerah yg longsorannya cukup significant
·      Detail pengawasan
a)    Jika kita SPT di 2.5 m, butuh rod 1 biji (3 m an) + SPT spoon sampler (0.62 m)
0 m


2.5 m


    3 m


0.62m


0.62m





















1.12m = STICKUP











Kalkulasi = (3 + 0.62) – 2.5  = 1.12 m
Jadi Stickup rod yg dibutuhkan adalah 1.12 m
b)      Jika kita SPT di 8.5 m butuh 3 rod(3 m an ) + SPT (0.62 m)
Kalkulasi =( (3 x 3 )+0.62 ) – 8.5 m = 1.12 m
0 m


8.5 m


0.62m




1.12m = Stickup




   9 m








·         Sampling & photography SPT






Hal-hal penting :
a)      Sampel dipotong pada arah horizontal, supaya warna asli terlihat
b)      Colour symbol dan sticker diposisikan seperti pada gambar diatas
c)       Meteran sisi kanan makin besar = sisi bottom
d)      Foto tegak lurus dengan sample & tidak boleh ada bayangan
e)      Sebelum dimasukkan ke plastik, sampel dikeluarkan dari split SPT dan dikuliti /disayat selimutnya secara menyeluruh.
Tujuannya untuk mendapatkan tanah aslinya dan membuang kotoran.
f)       Jika lapisannya berbeda , dipisahkan plastiknya & diberi depth yang berbeda.
Tujuan dipisahkan adalah untuk uji lab
SPT pada pasir / gravel : Sieve analysis
SPT pada cohesif / clay &silt:Water content, atterberg limit, hydrometer
PASIR
          LEMPUNG
15 cm


   10 cm


 




Ø     Depth disesuaikan dengan dalamnya penetrasi pada saat SPT
Ø     Misalnya: diatas adalah hasil SPT sample dengan Recovery 25 cm
Ø     SPT dilakukan pada kedalaman 7 -7.45 m
Maka sample pasir  = 7.20 – 7.35 m
Sample lempung =7.35 – 7.45 m

g)      Sample tidak boleh kena panas, ditaruh di tempat dingin & lembab(AC)
h)      Jika disimpan di AC, maka sampel ini bertahan 1 bulan. Tetapi jika disimpan pada tempat yang kurang dingin dan lembab, maka kemungkinan hanya bertahan 1 minggu ( water content sudah berubah)














4.0    UDS
·         Dilakukan jika nilai pukulan SPT antara 0-8
·         Hanya untuk tanah Cohesive (Silty CLAY & Clayey SILT)
·         Uji ini khusus untuk tanah very soft – firm



·      Panjang penetrasi pada saat test UDS


Jika panjang tabung = 85 cm

UDS tabung 85 cm


Kepala tabung 16 cm


 


78 cm


  7 cm


   9 cm


   85 cm


Panjang penetrasi UDS ke dalam hole = 70 cm
= 90% x 78 cm = 70 cm
·         Sebelum penetrasi / setelah dibor pake triwing:
Flushing dengan air supaya lubang bersih dari cutting
·         Proses penetrasi:
Ø  Perhatikan penetrasi spindle, apakah sesuai dengan depth yg diinginkan / tidak
Ø  Kadang jurubor suka takut, kalau recovery sangat kecil
Ø  Juru bor yg tingkat kekuatirannya tinggi, spindelnya dilebihkan 2 kali (biasanya 1 spindel =50 cm)
·         Pada contoh sample clay yg sangat lunak. Setelah penetrasi , juru bor yg experience akan smoking 1 rokok.Tujuannya untyuk ngelengketin sample di tube. After that diangkat




Jika panjang tabung =75 cm
UDS tabung 75 cm


Kepala tabung 16 cm


 



68 cm


  7 cm


   9 cm


  75 cm




Panjang Penetrasi UDS ke dalam hole=60
 = 90% x 68 cm = 60 m
Kepala tabung 16 cm








·      Interval UDS bebas yang penting tanah kohesif yg very soft to firm
·      Sampling dan insitu testing di site
Setelah sample dikeluarkan dari lubang, cutting dihilangkan & lakukan pocket penetrometers & torvane
a)    Hilangkan cutting dari pangkal UDS
b)   Bersihkan Tip Sample sekitar 1 cm dan ratakan
c)    Lakukan tes pocket penetrometers pada ujung tanah di UDS
Ø  Tekan PP sampai batas dibawah ini
Ø  Satuannya adalah kg/cm2 . Jika dijadikan KPa dikali 100.
Ø  Lakukan tes PP 3 X dan hasilnya dirata rata
Ø  Tes ini sama dengan PP = qu
Ø  Setelah selesai bersihkan alatnya





d)   Bersihkan ujung sample & ratakan
e)   Lakukan Torvane pada tanah di ujung UDS.
Ø  Putar torvane searah jarum jam sampai alat tidak bisa menahan tanah
Ø  Alat akan berputar sendiri, karena kuat geser tanah sudah cukup kuat, ikuti putaran alat sampai berhenti
Ø  Catat nilainya
Ø  Nilai torvane max pada alat = 1 revolusi
Ø  Jadi misalnya nilai = 0.8 kg/cm2
Maka dikali 100 = 80 KPa






Ø  Bersihkan alat menggunakan sikat gigi
Ø  Ujung drat yg kotor akan mempengaruhi hasil tes
Ø  Jika firm clay , gunakan drat yang kecil dan hasilnya dikali 2.5
Ø  Jika very soft clay, gunakan yang besardan hasilnya dikali 0.2
Ø  Jika soft clay, gunakan drat sedang dan hasilnya dikali 1
f)     Tutup 2 lubang pake plastic & lakban
g)    Pasang sticker & lakban
·         Sample UDS tidak boleh kena panas, diletakkan di tempat lembab & tidak boleh terbentur / terjatuh
·         Sample UDS jika di mobil dipangku (jumlah nya < 3). Tetapi jika jumlahnya lebih dari 3 , bisa ditempatkan di bagian karpet.
5.0      TERMINASI KEDALAMAN DRILLING
·         Tergantung dari budget client (Permintaan client)
·         Untuk design paku bumi/ tiang pancang pada konstruksi bangunan, jembatan biasanya drilling harus mencapai 4-5 x NSPT > 50 (HB)
Nspt > 50 = HARD or VERY DENSE
·         Untuk Jalan raya
3X4 X NSPT > 30
NSPT > 30 = Very stiff –Hard or Dense – Very Dense
·         Untuk Waste Dump Conveyor line
3 x NSPT>50 atau sekurang kurangnya 3 m di dalam very low rock
·         Mengapa drilling dilakukan sampai tanah keras? Karena sebagai consultant, kita harus mendapatkan data untuk memastikan tidak ada tanah lunak dibawah BED ROCK
6.0      TOLERANSI STICK UP,  TES SPT & UDS
·         Jika stickup > 5 cm, lubang harus dibersihkan dahulu
·         Jika stickup < 5 cm, langsung tes SPT/UDS
·         Balok kayu bisa dijadikan acuan memberikan coretan pada rod
·         Casing sebaiknya tidak dijadikan acuan
7.0      HAMMER BOUNCING OR NSPT >50
·         Jika N2 + N3 = 50, STOP
·         Jika SPT Bouncing dengan sangat sedikit tidak ada penetrasi, bisa distop setelah 5-10 kali pukulan dan diukur masuknya penetrasi
Tujuannya diambil range 5-10: supaya dapat sampel
·         Jika REFUSAL 30 pukulan per 15 cm, bisa distop
Ø  18, 16, 30/110 mm(refusal di interval terakhir)
Ø  24, 30/140 mm(refusal di interval ke 2)
Ø  30/70 mm(refusal di interval 1
8.0      TANAH KOHESIF VERY SOFT
·         Pada tanah kohesif yang sangat lunak, SPT spoon tenggelam karena berat dari rod, hammer
·         Tenggelam 600 mm(berat rod) = RW/600 mm
·         Tenggelam 450 mm(berat hammer)=HW/450 mm
·         Tenggelam 300 mm(berat hammer) dan dipukul 150 mm = HW/300 mm, 2
9.0      CORE BOX
·         Tidak boleh ada bayangan
·         Ada meteran
·         Diberi tanda kayu / pipa pvc / reng
Untuk SPT, UDS, core loss, UCS /DS
·           Diberi label photography corebox menggunakan spidol non permanent
·           Diberi colour symbol di dekat label photography


10.0   IMPORTANT NOTES
1)      Sebelum Mulai drilling Field engineer harus check panjang :
·         Pipa bor (yang 3  m, 1.5 m , 1 m , 0.5 m)
·         Single tungsten core burrel
·         Triple Tungsten coreburrel
·         Pipa UDS & headnya
·         SPT spoon sampler
·         Panjang triwing / windbit
Tipe triwing 89 , 73
·         Panjang casing (HQ, NQ)
HQ = 89
NQ =114
 







2)      Pada saat pemboran menggunakan triwing & core burrel, pastikan driller sebelum SPT, melakukan drilling sesuai depth test yg diminta
·       Jika tidak sesuai depth drillingnya , bila drilling di pasir, maka pada saat SPT atau UDS, ada kemungkinan stick upnya sesuai dengan yg diminta (jebakan, kemungkinan test SPT diatas cutting)
Misalnya:
kita akan test SPT di 10.5 m, maka drilling wash boring menggunakan triwing dilakukan sampai 10.5 m. Tetapi kadang kadang driller

kelebihan / dilebihkan drillingnya supaya pada saat SPT , stickupnya pas. Jadi kita harus perhatikan jumlah rodnya pada saat ngebor, supaya kita tidak dapat data SPT dan UDS yang penuh cutting
3)      Untuk pemboran di lapisan pasir, wajib menggunakan casing & bentonite / clay.
·         Casing dipasang sampai kedalaman tanah pasiran tertutup (misalnya SPT di 10 m, maka usahakan casing 10 m)
·         Depth Casing tidak boleh melebihi depth SPT yang diminta. Jika Depthnya lebih, maka kita dapat hasil SPT yang tidak valid
4)      Untuk pemboran di lapisan pasir menggunakan core burrel , wajib menyediakan klep & menggunakan bentonite / clay.
Bentonite / clay untuk mencegah terjepitnya casing  oleh lapisan pasir
5)      Sebelum SPT dan UDS, kotoran / cutting wajib dibersihkan terlebih dahulu dengan triwing, rod kosong, single coreburrel (flushing dengan air)
6)      Pastikan kedalaman test sebelum UDS dan SPT sesuai dengan permintaan consultant or client
Misalnya : kedalaman UDS yang diminta adalah 4.3 m

UDS tabung 85 cm


Kepala tabung 16 cm


 


78 cm


  7 cm


   9 cm


   85 cm


Panjang UDS & head = 93 cm
1.13m =STICK UP


4.3m


0.93m


0 m






   4.5 m








Jadi Rod yang dibutuhkan =
=1 rod 3 m  , 1 rod 1.5 m, UDS+ head
=(3 + 1.5 + 0.93 )- 4.3
=1.13 m

7)      Untuk Sample core box, pada saat asisten driller menempatkan core  pada corebox, perhatikan penempatan sample
·         Tanya ke driller ujung sample RUN di depth berapa?
·         Ambil sample yang paling bottom dan tempatkan diposisi terakhir run akhir sampai run awal.



 





8)Tugas SUBKONTRAKTOR DRILLING
KOORDINATOR DRILLING
a.       Komunikasi dengan client
b.      Komunikasi dengan local helper dan coordinator local, humas local
c.       Komunikasi dengan owner
d.      Memastikan HSE crew baik disite or rumah
e.      Bertanggunjawab seluruh jalannya operasional
f.        Mengirimkan daily report ke Jakarta
g.       Logistik (kebutuhan alat, solar, etc)
h.      Melaporkan kepada atasan jika ada alat yang rusak, orang sakit, masalah pekerjaan dan solusinya
i.         Mekanik
j.        Mengurus akomodasi (kontrakan, makanan,etc)
DRILLER
a. Memimpin pemboran & menghasilkan kualitas data yang baik
b. Memastikan kedalaman tes SPT/UDS
c. HSE crew di site
d.Mendistribusikan tugas kepada asisten utama dan asisten
e. Memastikan alat dalam keadaan baik
f. Lapor kepada coordinator jika ada alat yg rusak atau kurang
g. Membuat daily report untuk coordinator
h. Melapor kepada coordinator jika ada yang kurang sehat, accident, keadaan tidak layak kerja
i. Memimpin perpindahan alat ke tujuan


ASISTEN UTAMA
a.       Merakit spoon SPT
b.      Membersihkan alat SPT spoon
c.       Membuat kayu untuk acuan SPT, sendok SPT, dan sendok UDS
d.      Mengukur 45 cm dan Menghitung NSPT
e.      Membuat catatan SPT, rec , depth, casing, GWL, open hole, coring, masalah di buku
f.        Membantu jurubor membuat daily report
g.       Membantu mekanik merakit alat
h.      Set-up rig dan tenda









Tidak ada komentar:

Posting Komentar